Selasa, 30 April 2013

Optimalisasi Peran Gender dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pro Ecclesia Et Patria…..!!! Sosok Perempuan identik dengan paham feminim yaitu kelembutan dsb, membuat mereka tekadang cukup responsif dalam hal - hal kecil serta pada situasi tertentu membuat mereka harus menangis tetapi bukan kerena lema namun kerena tak temukan kata untuk ungkapan perasaan dalam hati nurani mereka,hadirnya setiap insan manusia tidak bisa dipisakan dari sosok wanita sebagai pelengkap sejati serta membawah embun penyejuk di setiap problematika yang di hadapi kaum adam,pada dasarnya patut kita berbangga seandainya Tuhan tidak menciptakan kaum hawa maka dunia ini seperti sayur tanpa garam, namun masih bukan rahasia umum lagi,ketidakadilan gender masih terjadi dalam masyarakat baik di dalam lingkungan tradisional maupun masyarakat modern,tidak sedikit jumlanya PEREMPUAN potensial dan memenuhi syarat - syarat formal tetapi belum bisa mengakses kedudukan strategis,baik di sektor pemerintahan maupun sektor swasta sepertinya terjadi penolakan kaum perempuan dalam posisi -posisi tersebut sesunggunya lebih merupakan problem Psikologi ketimbang problem obyektif, sayang sekali ratusan bahkan ribuan sumber daya manusia kita tidak di efektifkan hanya kerena masalah jenis kelamin. Disisi lain kecenderungan tuntutan dan eksistensi peran gender didalam masyarkat secara berlahan lahan sudah terjadi peningkatan dratis mungkin dari segi kuantitas belum signifikat atau belum representatif kaum perempuan Indonesia yang notabene lebih dominan dari pada kaum laki laki,tetapi secara kualitatif peran perempuan Indonesia sudah sedemikian maju dengan keterlibatan secara konsisten yang konstruktif seperti Mantan Presiden RI Ibu Megawati Soekarno Putri, serta aktifis perempuan baik di lintas eksekutif, legislatif ,yudikatif serta organisasi - organisasi yang bergerak di berbagai bidang kehidupan bangsa ini. Memperjuangkan peran gender dalam masyarakat masih butuh waktu panjang secara berlahan lahan namun harus penuh kepastian kerena yang di lawan adalah sesuatu produk budaya yang sudah lama mengakar dimasyarakat,perjuangan mengenai peran gender juga memerlukan kehati - hatian perlu mempertimbangkan faktor strategi dan teknik,kerena tidak jarang pulah kita berjuang untuk keadilan gender jatuh kedalam kelemahan logika destruktif dan salah strategi sehingga hasilnya kontraproduktif . Dinamika kekinian masyarakat juga semakin resisten dan semakin kokoh mempertahankan adat budaya mereka dengan cara mengkonfrontir kelemahan masyarakat modern atau justru merusak kemapanan yang sudah berhasil melahirkan integrasi sosial,akan tetapi tidak bisa di biarkan status quo ini merugikan kaum perempuan,sudah saatnya ada langkah nyata yang lebih subtansial, bukan pada tataran retorika Politik semata dalam relasi mengaktualisasikan keadilan sejati sesuai kesetaraan gender normatif,namun perlu di rumuskan pandangan hidup melalui visi dan misi wujud keadilan gender yang mana pantas serta layak kita perjuangkan,sebab jika tidak demikian jangan sampe kita terjebak kedalam gerakan hegemoni feminimisme liberal yang justru akan merugikan perempuan jangka panjang,untuk Indonesia lebih relevan di perjuangkan kesetaraan gender bukan kesamaan gender. Dalam studi kajian analisis gender, di kenal sebagai KESETARAAN GENDER yang masih tetap memberikan ruang-ruang perbedaan secara objektif antara laki laki dan perempuan, seperti pengakuan legalitas formal gembala umat dalam internal Agama Katolik terhadap PASTOR PASTOR itu mutlak harus diperankan oleh sosok laki-laki serta dalam dunia kesehatan seperti profesi BIDAN tentunya diperankan oleh perempuan, Sedangkan KESAMAAN GENDER biasanya di artikan secara mutlak tanpa mau tahu perbedaan yang objektif seperti profesi dalam bidang hukum, politik,pemerintahan. Biasanya konsep kesetaraan gender serta kesamaan gender memiliki strategi dan langkah taktik perjuangan yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk itu di perlukan kesadaran kolektif dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat untuk berperan secara langsung atau pun tidak langsung yang besifat lebih progresif revolusioner Sesuai dengan amanat Idiologi PANCASILA pada sila kelima “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” yang mempunyai hubungan intim dalam upaya mengoptimalkan secara totalitas peran serta kaum perempuan Indonesia dalam mewujudkan cita cita serta harapan pejuang perempuan Indonesia Ibu Kertini dengan selalu menekankan kepada kaum hawa untuk terus berjuang menimbah ilmu pendidikan sehingga kelak dapat berguna bagi bangsa serta menjadi panutan bagi kaum adam. Mari lanjutkan perjuangan yang pernah di lukiskan dalam tinta sejarah ole Ibu kita KERTINI Putri sejati Tetap semangat DAN tetap berkontribusi bagi bangsa ini. Habis gelap terbitlah terang….!!! Akhirnya mengutip kata kata Jhon F. Kenedy,mantan Presiden Amerika Serikat yang beragama Katolik ‘’ Do Not Ask What Your country can do for you ,but Ask What you can do for your country ( Jangan tanya apa yang NegaraMu dapat buat untukMu,tetapi tanyalah apa yang Anda dapat buat Untuk NegaraMu),apalagi semua umat gereja ada bukan untuk memperjuangkan kepentingan dan keselamatan sendiri saja namun’’ Gereja di utus untuk menjadi Garam dan Terang Dunia ( bdk.Mat. 5 : 13 -16 ) serta penegasan Yesus Kristus ’’Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah’’(Mat.22 : 21). Sekian Narasi singkat dan Kritis untuk Perubahan yang berkeadilan bagi bangsa ini..

1 komentar: